Dekalog
adalah hukum Allah, yang diserahkan Allah melalui Musa, dan Sepuluh Perintah
yang harus ditaati oleh umat Allah merujuk kepada Dekalog (Dasatitah).
Ada
sebagian kaum Kristen dewasa ini yang mengklaim bahwa Sepuluh Perintah telah
dihapus, tetapi sepanjang Allah ada, Dekalog merupakan hukum yang tak berubah
untuk selamanya, yang tak dapat diubah atau dihapus. Mematuhi Dekalog adalah
bukti menjadi umat Allah, dan bagi umat manusia yang korup, Dasatitah inilah
“jalan surga” yang terpenting untuk kembali menjadi warga kerajaan Allah. Sama
seperti warga negara Republik Korea tentunya harus mematuhi hukum Republik
Korea, yang disebut umat Allah harus dengan jelas mematuhi Sepuluh Perintah
Allah, yakni hukum Allah.
Sepuluh
jenis perintah yang diberikan kepada Musa disederhanakan dan dirangkum oleh
Yesus dan diberikan sebagai dua hukum baru: “Engkau harus mengasihi Tuhan
Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal
budimu,” dan, “Engkau harus mengasihi tetangga-tetanggamu seperti dirimu
sendiri.” Inilah kedua prinsip Sepuluh Perintah Allah dan penggenapannya.
Itulah
sebabnya seorang yang mengasihi Allah dan mengikuti Yesus tentunya harus
menaati Sepuluh Perintah ini tanpa memandang situasinya – inilah intisari
pengajaran Guru Suk Sun, dan Negeri Batu Dekalog adalah tempat berhimpun
orang-orang yang sependapat dan menerima pengajaran ini.
Dengan
kata lain, organisasi Negeri Batu Dekalog adalah persekutuan orang-orang yang
telah bertekad untuk mematuhi hukum Allah, Dekalog dengan tekad hati seteguh
batu yang tak berguncang, dan majelis di mana semua anggota organisasi ini berkumpul
merujuk kepada Majelis Umum Negara Batu Dekalog.
Sepuluh
Perintah yang Allah berikan kepada Musa dirangkum oleh Yesus sebagai, “Engkau harus mengasihi Tuhan Allahmu dengan
segenap hatimu, dan mengasihi tetangga-tetanggamu seperti dirimu sendiri.”
Sama seperti Yesus menyatakannya sebagai sebuah perintah baru, demikian juga
Guru Suk Sun mengambil perintah baru ini dan menyatakannya dengan cara yang
akan menyanggupkan kita untuk mematuhinya dengan lebih sempurna dan sukacita: “Dengan segenap hatimu, kasihilah Orang Tua
Kandungmu surgawi yang melahirkan kamu, dan jangan bertengkar dengan
saudara-saudaramu tetapi hidup dengan bahagia dan baik.” Dengan demikian Ia
menyatakannya sebagai sebuah perintah baru yang lebih sederhana tetapi lebih
menyeluruh dan berkuasa. Dalam hal ini Dekalog yang Allah berikan kepada kita
bukan hukum yang membebankan; siapa saja yang hidup sudah secara sadar
mematuhinya hingga sekarang. Inilah disiplin dasar bagi makhluk hidup yang
harus ditaati secara alamiah untuk selamanya, dan inilah tonggak penunjuk jalan
hati nurani.
Bagi
banyak orang, hanya mendengar tentang Sepuluh Perintah Allah atau hukum sudah
cukup bagi orang untuk menganggapnya sebagai sebuah hukum yang luar biasa
memusingkan kepala yang menindas orang dengan memerintahkan mereka, “Jangan
lakukan ini; jangan lakukan itu,” atau mereka menganggapnya sebagai sebuah
hukum yang menakutkan yang akan mengakibatkan kematian jika tidak ditaati.
Tetapi seyogianya, Sepuluh Perintah adalah hukum yang memerdekakan dan hukum
yang membahagiakan yang memberi kita manusia kemerdekaan dan kebahagiaan abadi.
Bahkan
dalam keluarga ada hukum dan ketertiban (etiket) keluarga demi mempertahankan
kebahagiaan keluarga. Bahkan dalam berbagai perusahaan, organisasi dan negara,
ada hukum, ketertiban dan peraturan demi mempertahankan kebebasan, perdamaian
dan kebahagiaan warganya. Hukum tidak dibuat untuk menyusahkan warganya, tetapi
sebagai hukum yang memerdekakan, hukum yang mendamaikan dan hukum yang
membahagiakan, hukum dibuat untuk mengizinkan semua orang hidup dengan
menikmati kemerdekaan, perdamaian dan kebahagiaan di dalam hukum yang
ditegakkan.
Demikian
juga di surga, Sepuluh Perintah diberikan Allah sebagai hukum teragung yang
memerdekakan dan hukum kekal kebahagiaan dan kasih yang akan melindungi
kemerdekaan, menjamin perdamaian dan meneruskan kebahagiaan bagi semua malaikat
dan penduduk bangsa-bangsa semesta.
Kesimpulan,
Sepuluh Perintah adalah hukum yang diberikan Allah demi bangsa-bangsa semesa,
dan hanya ketika para malaikat, penduduk semesta dan umat manusia di bumi ini
mematuhi hukum ini baru mereka dapat hidup dengan bahagia dalam ketertiban,
kemerdekaan dan perdamaian abadi. Doalnara, Negara Batu Dekalog, adalah sebuah
negeri yang terbentuk dari orang-orang yang telah berkumpul dengan tujuan
mematuhi hukum surgawi ini dengan gembira mulai dari bumi ini. Dengan demikian,
seluruh persekutuan dari kelompok-kelompok Doalnara di seluruh dunia merujuk
kepada Majelis Umum Negara Batu Dekalog.
DOALNARA
(MAJELIS UMUM
NEGARA BATU DEKALOG)
doalnara.com / semua
pertanyaan dialamatkan ke: doalnarask68@gmail.com
No comments:
Post a Comment