Oleh Guru Suk Sun
[Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya
engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh
adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan,
engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki,
atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat
kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan
segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN
memberkati hari Sabat dan menguduskannya] (Kel 20:8-11).
Hari Peringatan Penciptaan Alam Semesta
Semua allah
dari dunia ini dapat meniru sembilan dari Sepuluh Perintah Allah
(Dekalog/Dasatitah). “Jangan menyembah allah lain kecuali Aku.” “Jangan berzina.”
“Jangan membunuh.” “Jangan mencuri.” Setiap allah bisa melakukan dan mengatakan
semua hal ini. Kong Hu Cu, Sakyamuni (Buddha), Muhamad, bahkan kita bisa
melakukan dan mengatakan semua hal ini.
Walaupun
demikian, “Akulah Yehovah, Allah yang menciptakan langit, bumi, dan lautan, jadi
kamu harus memelihara dan menguduskan hari Sabat,” adalah perintah unik yang
hanya Allah yang menciptakan langit dan bumi dapat mempermaklumkan. Setelah
Allah menciptakan langit, bumi, dan segala ciptaan, Hari Sabat ini adalah hari
ulang tahun penciptaan langit dan bumi, hari peringatan penciptaan alam semesta,
yang pada hakikatnya merupakan Hari Penciptaan Alam Semesta.
[Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala
isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang
dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang
telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan
yang telah dibuat-Nya itu] (Kej 2:1-3).
Semua negara
di dunia ini masing-masing memiliki Hari Kemerdekaan Negara mereka. Hari Kemerdekaan
Negara ini jatuh pada hari penting yang tidak dapat dihapus, diubah, atau dipindahkan
ke hari lain selama negara itu masih berdiri dan tidak hancur atau lenyap.
Demikian juga, [hari ketujuh ... hari Sabat] (Kel 20:10) adalah Hari Penciptaan
Alam Semesta, jadi selama alam semesta
tidak lenyap, hari itu tidak dapat dihapus atau diubah ke hari lain, karena itu
adalah Hari Penciptaan Alam Semesta yang ditetapkan oleh Allah Pencipta. [... tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu. ...
Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi,
laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah
sebabnya] [Ingatlah dan kuduskanlah
hari Sabat] (Kel 20:10-11, 8).
Manusia
jatuh dalam dosa di Eden dan meninggalkannya setelah kehilangan semua berkat yang
ia miliki. Namun, Bapa surgawi kita memulihkan kembali hari Sabat sehingga
anak-anak-Nya yang jatuh setidaknya tidak akan kehilangan itu. Hal ini karena
jika mereka kehilangan hari Sabat, umat manusia akan binasa tanpa pernah bisa
kembali ke surga. Hanya melalui Sabat inilah umat manusia dapat menerima semua
berkat-berkat surgawi dan kembali ke rangkulan Bapa Kandung mereka.
[Apabila
engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari
kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari
kudus TUHAN “hari yang mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak
menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata
omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan
membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi (surga) dengan kendaraan
kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa
leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya] (Yes 58:13, 14).
Tanda Umat Surgawi
Semua negara
di dunia ini mendistribusikan kartu identifikasi yang unik untuk warga mereka. Kartu
identitas ini adalah satu-satunya tanda (bukti) yang dapat dengan mudah
membedakan seorang warga negara di mana pun ia berada, meskipun ia berbaur
dengan warga negara lain. Dengan cara yang sama, Allah juga memberikan kartu
identifikasi yang unik kepada anak-anak kandung-Nya yang tidak dimiliki
orang-orang di dunia ini, dan itu adalah tidak lain dari hari Sabat yang kudus yang
merupakan tanda (bukti) antara Allah dan umat-Nya.
[Berfirmanlah
TUHAN kepada Musa: “Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi
hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan
kamu, turun-temurun, sehingga ... menjadi perjanjian kekal. Antara Aku dan
orang Israel] (Kel 31:12, 13, 16, 17). Oleh karena itu, [Kuduskanlah hari-hari
Sabat-Ku] (Yeh 20:20). [Hari-hari Sabat-Ku] tidak mengacu pada hari Sabat orang
Yahudi atau denominasi apa pun, karena itu adalah Sabat Allah. Itulah hari
Sabat yang telah Allah kukuhkan dan tetapkan. Juga, [Hari-hari Sabat-Ku]
mengacu pada [Sabat yang kudus] yang Allah tetapkan secara kudus. [Kuduskanlah
hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan di antara Aku dan kamu,
supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allahmu] (Yeh 20:20). [Hari-hari
Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan
mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka]
(Yeh 20:12).
Hari Yang Allah, Yesus, dan Para Malaikat Pelihara
★ Allah Memelihara Sabat
Bapa surgawi
kita tidak hanya membedakan secara kudus hari ketujuh sebagai Sabat, tetapi Ia
sendiri juga menguduskan hari ini, dan akan terus menguduskannya bersama-sama
dengan anak-anak kandung-Nya hingga selamanya. [Berhentilah Ia pada hari
ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu ... pada hari itulah Ia
berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu] (Kej 2:2,
3). [... sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada
hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat] (Kel 31:17). Itulah
sebabnya Bapa Kandung surgawi kita berkata, [hari-hari Sabat-Ku] (Im 19:30),
dan [hari-hari Sabat-Ku] (Kel 31:13) yang Aku pelihara. Dia juga mengatakan, [hari
kudus TUHAN] (Yes 58:13), [hari Sabat TUHAN] (Kel 20:10) yang Yehovah tetapkan,
yang adalah milik-Nya. Dia menandaskan bahwa hari Sabat kudus ini di luar
otoritas manusia, hari suci yang Ia sahkan sendiri.
Bahkan
sekarang, Ia beristirahat pada hari ini seperti yang Ia lakukan pada awal (Penciptaan)
di surga bersama-sama dengan semua laskar malaikat. Sebab Dia adalah [Alfa dan
Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir] yang [pada-Nya
tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran] (Why 22:13; Yak 1:17).
Juga, anak-anak kandung di bumi ini harus berhenti dari pekerjaan mereka
sebagaimana Bapa mereka, [sebab barangsiapa telah masuk ke tempat
perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama
seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya] (Ibr 4:10). [Karena itu baiklah kita
berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu] (Ibr 4:11).
★ Yesus Memelihara Sabat
Anak Allah,
Yesus, juga memelihara Sabat ini bahkan sekarang di surga seperti Bapa-Nya. Ia
mengatakan, [Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti
perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat] (1 Yoh 5:3).
Sabat bukanlah sesuatu yang membebankan, melainkan hari bahagia yang memerdekakan
kita. Ini adalah hari yang melahirkan kembali dan menguduskan orang berdosa
yang tidak kudus, hari yang membuat orang berdosa yang tersekap dalam kegelapan
tanpa terang menjadi anak-anak terang. Hari yang memberikan kuasa kepada orang
lemah, mencurahkan berkat-berkat kesembuhan dan kesehatan kepada yang sakit,
dan lebih dari apa pun, hari Sabat menganugerahkan hidup kekal kepada manusia fana
yang bahkan tidak bisa hidup sampai seratus tahun. Sesungguhnya hari Sabat
adalah hari yang luar biasa membahagiakan ketika harapan dan sukacita orang terpenuhi,
hari berkat surgawi, hari kehidupan untuk
alam semesta.
Walaupun
demikian, hari Sabat orang Yahudi yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, yang
diubah dan termodifikasi, adalah hari Sabat yang hanya menindas, menyiksa dan
mengikat orang. Sabat dari gereja-gereja yang korup dewasa ini adalah hari keji
yang tidak ditemukan di dalam Alkitab. Itulah hari yang membawa penghakiman
(hukuman) bagi manusia ketimbang berkat, semata-mata hari yang memenuhi egoisme
(kekayaan) mereka. Di antara berkat-berkat hari Sabat, berkat terbesar yang
harus paling kita mensyukuri dan memuji adalah bahwa Sabat merupakan hari
ketika orang-orang berdosa yang tak tersembuhkan yang lahir dalam dosa sanggup mencegah
kuasa kejahatan dan keluar sebagai Allah-Allah
yang kudus yang bahkan tidak dapat berdosa dalam pikiran mereka. Justru
hari Sabat yang sangat kudus inilah yang memberi kita berkat yang paling
menakjubkan. [Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi;
sebab benih ilahi (hari Sabat, kehidupan alam semesta) tetap ada di dalam dia
dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah] (1 Yoh 3:9).
Namun,
banyak gereja dewasa ini sia-sia mengklaim bahwa Yesus datang untuk meniadakan
hari Sabat. Yesus yang meramalkan ini akan terjadi sudah membantahnya dengan perkataan,
[Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat (Sepuluh
Hukum/Dekalog) atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya] (Mat 5:17). Ia berkata, “Jangan salah paham dan
berpikir Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat, Sepuluh Hukum/Dasatitah. Aku
tidak datang untuk meniadakan Sepuluh Perintah Allah atau hari Sabat, tetapi Aku
datang untuk memulihkan hari Sabat yang sempurna dan Sepuluh Hukum/Dekalog yang
sempurna.” Oleh karena itu, kita tidak boleh memelihara Sabat Yahudi atau Sabat
yang tidak murni dari gereja-gereja korup dewasa ini tetapi kita harus
menguduskan hari Sabat Bapa Kandung kita sebagaimana yang Yesus lakukan.
Sementara berada
di bumi ini, Yesus, [menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah
ibadat] (Luk 4:16). Dia menyucikan hari itu. [Menurut kebiasaan-Nya], Dia
selalu menyucikan hari Sabat menurut kebiasaan-Nya, dan bahkan setelah Dia
disalibkan dan wafat di kayu salib, Dia beristirahat di dalam makam-Nya pada
hari Sabat. [Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu ... pergilah
mereka ke kubur... (di mana) Yesus bangkit ...] (Mrk 16:2, 9). Ini tercadat di
dalam Alkitab. Bahkan sampai hari ini, Ia menguduskan hari ini bersama-sama
dengan Bapa surgawi kita dan para malaikat. [Yesus Kristus tetap sama, baik
kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya] (Ibr 13:8). [Karena itu
baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu] (Ibr 4:11).
★ Para Murid Memelihara Sabat
Dalam
mengamati kehidupan yang setia dari para murid bahkan setelah Yesus wafat, kita
dapat dengan jelas mengerti betapa ketat Yesus telah mengajarkan mereka tentang
memelihara Sabat. [Hari itu adalah hari persiapan dan Sabat hampir mulai. Dan
perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut
serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Dan
setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari
Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat] (Luk 23:54-56).
Jika Yesus
telah menghapuskan Sabat dengan kematian-Nya, maka para murid tidak akan menguduskan
hari Sabat setelah Yesus wafat. Namun murid-murid Yesus memelihara Sabat bahkan
lebih ketat setelah Yesus wafat; dengan demikian, kita tahu bahwa sesungguhnya hari
Sabat itu tidak dihapuskan. Yesus wafat pada hari Jumat. Murid-murid Yesus
sedang menyiapkan minyak wangi untuk menuangkan pada tubuh-Nya, tetapi matahari
sudah mulai terbenam dan itu dekat hari Sabat. Jadi para murid menghentikan pekerjaan
mereka menuangkan minyak wangi dan kembali untuk memelihara hari Sabat sesuai
dengan hukum. Pada hari masih pagi buta pada hari Minggu, mereka kembali
melanjutkan menuangkan minyak wangi atas Yesus, tetapi Dia telah bangkit.
Dengan
melihat hal-hal ini, kita dapat mengerti betapa tulus Yesus telah meminta murid-murid-Nya
untuk sungguh-sungguh menguduskan hari Sabat ketika Ia masih hidup. [Tetapi
pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa
rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Dan setelah masuk mereka tidak
menemukan mayat Tuhan Yesus] (Luk 24:1, 3). [Setelah lewat hari Sabat, Maria
Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi
ke kubur dan meminyaki Yesus. Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu,
setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur] tetapi Yesus telah bangkit (Mrk
16:1, 2).
Meskipun
mereka berada di tengah-tengah kesedihan yang tak dapat dihibur, mereka menguduskan
hari Sabat dengan paling cermat seperti Yesus telah mengajarkan kepada mereka
sementara Dia masih hidup. Rasul Paulus juga mengatakan, [Jadilah pengikutku,
sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus] (1 Kor 11:1). [Menurut
kebiasaan-Nya] (Luk 4:16), Yesus menguduskan hari Sabat ketika Ia berada di
dunia; demikian pula, ada tertulis di dalam Alkitab bahwa [seperti biasa (Rasul)
Paulus (menguduskan) Sabat] juga (Kis 17:2).
★ Murid-Murid di Akhir Zaman Memelihara Sabat
Yesus yang
adalah [Tuhan atas hari Sabat] (Mat 12:8), yang menegakkan hari Sabat pada mulanya
bersama dengan Bapa surgawi, dengan tegas memerintahkan murid-murid-Nya, yang sesungguhnya
adalah kita yang hidup di akhir zaman saat ini, untuk menguduskan hari Sabat hingga
akhir dunia. [Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada
musim dingin dan jangan pada hari Sabat] (Mat 24:20). [Sebab pada masa itu akan
terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia
sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi] (Mat 24:21). [Hendaklah
engkau setia (kepada Perintah-Perintah) sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan
kepadamu mahkota kehidupan] (Why 2:10).
Allah
memelihara Sabat, Yesus memeliharanya, para rasul memeliharanya, Paulus memeliharanya,
dan Yesus memberi perintah khusus kepada murid-murid yang akan naik ke surga yang
menghadapi Kesusahan Yakub di akhir zaman, mengatakan, “Daripada menajiskan
hari Sabat sambil melarikan diri pada hari Sabat, lebih baik Anda menguduskan
hari Sabat dan mati di mana Anda berada” (Merujuk kepada Mat 24:20-21). Perintah
yang Yesus berikan ini saat berada di bumi adalah palu godam besar untuk
menghancurkan teori palsu yang dikemukakan oleh orang-orang sekarang ini bahwa
Yesus datang dan menghapuskan hari Sabat. Pemeliharaan suci terhadap hari Sabat
yang tak berubah untuk selamanya adalah perintah utama yang diberikan kepada
anak-anak yang dikasihi-Nya sekaligus kepada dunia.
Kembali ke Satu-Satunya Jalan Surgawi
[Beginilah
firman TUHAN: Berawas-awaslah demi nyawamu! … kuduskanlah hari Sabat seperti
yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu] (Yer 17:21-22). Kita adalah
anak-anak kandung yang telah menerima permohonan khusus untuk menguduskan hari
Sabat seperti yang diperintahkan kepada nenek moyang kita.
[Apabila engkau
tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari
kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari
kudus TUHAN “hari yang mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak
menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata
omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan
membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi (surga) dengan kendaraan
kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa
leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya] (Yes 58:13-14).
Hari Sabat
ini adalah perintah yang secara khusus diberikan sebagai syarat untuk diangkat
ke surga. Jika kita menguduskan Sabat Allah tanpa mencari kesenangan kita pada
hari itu, menahan tangan dan kaki, dan mengendalikan pikiran dan tutur kata,
untuk menguduskan hari itu, maka kita akan hidup dengan menerima semua berkat
Allah dalam pemeliharaan-Nya selama berada di bumi ini. Dan Dia berjanji bahwa
kita akan menikmati karya-Nya untuk selamanya di puncak bukit-bukit surga juga.
Dengan demikian, hari Sabat ini adalah
perintah khusus yang diberikan sebagai kondisi
untuk diangkat ke surga. Betapa berharganya Sabat ini! Hatiku meluap dengan
sukacita setiap kali saya memikirkan hari Sabat yang merupakan harta ini. Ini
adalah satu-satunya jalan surgawi yang akan memperkenankan kita naik ke surga.
[Beginilah
firman TUHAN: Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan
datang keselamatan (kedatangan) yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan
dinyatakan. Berbahagialah orang yang melakukannya, dan anak manusia yang
berpegang kepadanya: yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan
yang menahan diri dari setiap perbuatan jahat]. [Mereka akan Kubawa ke gunung (surga)-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah
doa-Ku] (Yes 56:1, 2, 7).
[Janganlah
orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN berkata: “Sudah tentu TUHAN
hendak memisahkan aku dari pada umat-Nya”; dan janganlah orang kebiri berkata: “Sesungguhnya,
aku ini pohon yang kering.” Sebab beginilah firman TUHAN: “Kepada orang-orang
kebiri yang memelihara hari-hari Sabat-Ku dan yang memilih apa yang Kukehendaki
dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, kepada mereka akan Kuberikan dalam
rumah (surga)-Ku dan di lingkungan tembok-tembok kediaman (Yerusalem kota emas)-Ku suatu tanda peringatan dan nama--itu lebih
baik dari pada anak-anak lelaki dan perempuan--,suatu nama abadi yang tidak
akan lenyap akan Kuberikan kepada mereka] (Yes 56:3-5).
Dia
mengatakan bahwa jika saja kita menguduskan hari Sabat, maka apakah orang asing
atau kasim, siapa pun itu, semua akan dibawa ke surga baru. Namun, tidak soal
apakah Anda adalah orang yang dipimpin oleh Musa, atau orang-orang pada zaman
Salomo di kota emas, Yerusalem, meskipun Anda adalah anggota gereja pilihan di
akhir zaman, orang-orang yang mencemarkan hari Sabat semua akan dibuang dan
dibiarkan binasa.
[Sebab sama
seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal
tetap di hadapan-Ku], [Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan
datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN] (Yes 66:22-23).
Bahkan ketika kita naik ke surga, kita akan langsung pergi kepada Bapa Kandung surgawi
kita dan menyembah Dia setiap hari Sabat. Kita tidak boleh berdalih lagi di
hadapan fakta-fakta yang tak dapat dibantah ini seperti yang termaktub di dalam
Alkitab; saya harap Anda akan menguduskan hari Sabat. [Berbahagialah orang yang
melakukannya], yang [... (men)egakkan
... keadilan], [yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya] (Yes
56:1-2).
Saudara dan
saudariku yang terkasih! Tentunya hari Sabat tidak pernah dihapuskan. Kita
harus kembali ke Alkitab dan tidak tertipu oleh teori palsu bahwa Sabat telah dihapuskan.
Menurut Alkitab, pernyataan seperti itu sungguh-sungguh melanggar ketaatasasan.
[Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang
dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih
berlaku] (Ibr 4:1).
Kita harus berwaspada
untuk tidak berakhir seperti Israel yang binasa karena menodai hari Sabat, atau
seperti gereja-gereja korup dewasa ini yang telah mengikuti pola ketidaktaatan,
untuk akhirnya binasa dari bumi ini. Seyogianya kita harus berhati-hati.
Seperti Musa, Kaleb dan Yosua, Yesus, dan rasul-rasul, hendaklah kita naik ke
surga dengan memelihara Sabat. [Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat
perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama
seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. Karena itu baiklah kita berusaha
untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena
mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga] (Ibr 4:10, 11). [Pada hari ini, jika
kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu] (Ibr 4:7).
Hari-hari Sabat yang Dihapus dan Hari Sabat yang Kekal
Jika Anda
melihat di dalam Alkitab, ada beberapa ayat yang menyebutkan Yesus telah
menghapuskan Sabat melalui salib. Mari kita sekarang meneliti ini dan
mengklarifikasi persoalannya.
[Karena itu
janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau
mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat] (Kol 2:16). [Hukum Taurat
dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu
Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya]
(Luk 16:16). [... Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan
ketentuannya] (Ef. 2:15). [Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat,
sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya] (Rom 10:4). [Memang
suatu hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai
kekuatan dan karena itu tidak berguna, --sebab hukum Taurat sama sekali tidak
membawa kesempurnaan--tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik,
yang mendekatkan kita kepada Allah] (Ibr 7:18, 19). [Yang seorang menganggap
hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain
menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam
hatinya sendiri] (Rom 14:5). Ada lagi
ayat-ayat senada yang tampaknya menyiratkan penghapusan hukum Allah, Dekalog/Dasatitah,
dan itu bisa sangat menyesatkan.
Pertama, [Kolose
2:16] pada dasarnya mengatakan, “Jangan berargumentasi dan bersilat lidah
tentang hari Sabat. Yang perlu Anda lakukan hanyalah percaya.”
Berikut,
[Lukas 16:16] mengatakan, “Hukum Taurat dan kitab para nabi sampai pada zaman Yohanes
Pembaptis. Setelah itu, semua yang perlu dilakukan adalah percaya kepada Injil
kerajaan Allah. Tidak perlu memelihara hari Sabat dari orang-orang Yahudi itu.”
[Efesus 2:15]
mengatakan, “Bukankah dikatakan hari Sabat dihapuskan melalui kematian Yesus,
mengapa Anda menyalah tafsir Alkitab seperti itu?” Dalam [Roma 10:4], “Kristus menggenapi
hukum Taurat.”
[Ibrani
7:18-19] mengatakan, “Bukankah dikatakan perintah terdahulu dibatalkan karena lemah
dan tak berguna? Jadi mari kita ikuti pengharapan yang lebih baik dan hanya
percaya pada Yesus. Kemudian kita akan masuk surga.”
[Roma 14:5]
mengatakan, “Apakah kita memelihara hari Minggu atau Sabtu, hanya jika kita
yakin dalam pikiran sendiri, itu sudah cukup. Jika kita memelihara hari Sabtu
sebagai hari Sabat, siapa yang dapat memegang jabatan publik di dunia, dan siapa
yang bisa bersekolah? (Di Korea, siswa/siswi
pergi ke sekolah pada hari Sabtu juga) Mari kita berpaut pada pandangan
moderat.” Seperti itulah argumen yang dapat dikemukakan orang.
Akan tetapi
jika ada sesuatu yang harus diutamakan, saya percaya kaum pembaca tahu lebih
baik daripada orang lain – seluruh Alkitab adalah kebenaran kekal Allah
sehingga tidak ada yang sembarangan dapat menambah atau menguranginya.
[Aku
bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari
kitab ini: “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini,
maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di
dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari
perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya
dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab
ini] (Why 22:18-19).
Hari-Hari Sabat yang Dihapuskan
Di dalam
Alkitab, ada sebanyak enam jenis hari Sabat. Di antara hari-hari Sabat ini,
lima di antaranya telah [dibatalkan] (Ibr 7:18) oleh Yesus Kristus melalui
kematian-Nya di salib, [sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah
membatalkan(nya)] (Ef 2:15). Dan hanya salah satu di antaranya masih berlaku,
dan Sabat tersebut adalah hari peringatan kekal dari penciptaan alam semesta
yang secara pribadi diukir oleh Allah pada dua loh batu. Itulah [Sabat Yehovah],
jalan surgawi yang Allah berikan kepada anak-anak kandung-Nya sebagai syarat masuk
surga. Berikut ini adalah hari-hari Sabat yang dihapuskan oleh Anak Domba
Allah, Yesus, yang menumpahkan darah sebagai korban penebusan:
1. Sabat Paskah
(Im 23:5, 7-8) ... tanggal 15 Januari dan 21 Januari menurut kalender Yahudi.
2. Sabat Pentakosta
(Im 23:15-16, 21) ... Satu hari sesudah Sabat yang ketujuh (hari ke-50) dari 16
Januari (hari setelah hari Sabat Paskah).
3. Sabat Serunai
(Im 23:24-25) ... 1 Juli menurut kalender Yahudi.
4. Sabat Hari
Pendamaian (Im 23:27, 32) ... 10 Juli menurut kalender Yahudi.
5. Sabat Pondok
Daun (Im 23:34-36) ... 15 Juli dan 22 Juli menurut kalender Yahudi.
Ini adalah
hari-hari Sabat yang telah disalahtafsirkan dan memicu begitu banyak
pertanyaan, dan ayat, [janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai ...
hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat] (Kol 2:16) berlaku untuk hari-hari
Sabat yang [sampai kepada zaman Yohanes] (Luk 16:16), yang dihapuskan oleh
Kristus melalui kematian-Nya dengan sekaligus. Setiap kali tiba hari-hari Sabat
ini, umat Allah pada purbakala selalu menyembelih domba, mempersembahkannya
kepada Allah, dan beristirahat pada hari itu. Juga, ini adalah hari-hari Sabat temporer
(bersifat upacara) yang dicatat oleh seorang manusia (Musa) dengan tangan
sendiri yang harus dirayakan setiap tahun oleh manusia korup tanpa kecuali hingga
Yesus datang dan wafat di salib.
Sabat yang Kekal
[Sabat
Yehovah] yang tertera dalam Sepuluh Hukum/Dekalog bukanlah Sabat temporer, melainkan
Sabat yang kekal. Ini adalah hari Sabat yang Allah tegakkan pada mulanya
sebelum manusia jatuh dalam dosa, hari Sabat yang Allah sendiri juga kuduskan.
Dan sejak semula ketika diberikan kepada manusia, tidak ditulis oleh tangan
manusia tetapi [kedua loh hukum Allah ... yang ditulisi oleh jari Allah] (Kel
31:18). [Sabat kudus] ini tidak bersangkut paut dengan darah penebusan Anak
Domba, tidak bersangkut paut dengan sebelum dan sesudah berdosa, tidak bersangkut
paut dengan sebelum dan sesudah salib Kristus; ini diberikan tidak hanya untuk
umat manusia, tetapi untuk semua penduduk dan warga dunia-dunia semesta. Ini
adalah [Sabat kudus Allah], hari peringatan penuh sukacita dan kebahagiaan alam
semesta yang dikuduskan oleh manusia yang jatuh, bersama dengan Allah, Yesus,
semua laskar malaikat, dan semua warga dunia semesta untuk selamanya. Ini
adalah [Sabat kudus] yang semua penduduk dunia semesta harus menguduskan dengan
bahagia dan gembira. Ini adalah hari Sabat berkat surgawi. Jika Sabat ini dihapuskan,
maka umat manusia dan seluruh alam semesta akan jatuh binasa. Hanya dengan
menerima berkat Allah yang tak terbatas seluruh alam semesta bisa bertahan hidup.
Namun, jika saluran berkat ini terputus, maka tidak hanya bumi, tetapi seluruh
alam semesta akan binasa. Saya sungguh-sungguh berharap keluarga umat manusia akan
sepenuhnya memahami fakta yang tak dapat dibantah ini, sehingga mereka dapat
mengambil bagian dalam kebahagiaan dan kemuliaan abadi surga.
■ Tantangan:
Karena perubahan dahsyat setelah air bah Nuh, hari Sabat itu mungkin sudah bercampur
aduk, jadi bagaimana mungkin Anda begitu keras kepala dan bersikeras bahwa
Sabtu adalah hari Sabat pada mulanya? Kita dapat menguduskan hari apa saja
sesuka kita.
● Jawaban:
Ketika Allah memberikan Musa loh batu Sepuluh Hukum, apakah itu sebelum atau
setelah air bah? Itu setelah air bah. Jika demikian, maka Sepuluh Hukum (termasuk
Sabat) yang orang Yahudi warisi dari Musa tidak diragukan lagi hari Sabtu. Hari
Sabat itu abadi; Sepuluh Perintah itu kekal. Sepuluh Perintah adalah Hukum
universal yang melindungi alam semesta. Andaikata Dekalog/Dasatitah ini
dihapuskan seperti segelintir orang mungkin mengklaim, maka alam semesta akan
segera menjadi dunia kacau-balau penuh pelanggaran hukum dan benar-benar hancur
pada akhirnya. Sama seperti hukum Korea menjaga ketertiban, perdamaian,
kebebasan, dan kebahagiaan Korea, Sepuluh Hukum alam semesta adalah Hukum
universal yang membawa perdamaian, kebebasan, dan kebahagiaan bagi alam
semesta. Oleh karena itu, kecuali bangsa-bangsa semesta jatuh hancur dan lenyap,
Hukum Dekalog adalah Hukum yang tak berubah untuk selamanya. [Karena Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu
iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi] (Mat 5:18).
Tuhan atas hari Sabat
[Karena Anak
Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat] (Mat 12:8).
Ketika Ia
mengatakan, [Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat], itu berarti < Anak Manusia
adalah pemilik hari Sabat, yang empunya hari Sabat, Dia yang telah menegakkan
hari Sabat>. Ada satu makna yang lebih dalam yang termaktub dalam perkataan
[Tuhan atas hari Sabat]. Ini menyiratkan . Oleh karena itu, [Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu
titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat (Dasatitah yang adalah
entitas-Ku), sebelum semuanya terjadi] (Mat 5:18). [Tetapi jikalau engkau ingin
masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah] (Mat 19:17).
Oh! Betapa
menakutkan ini! Manusia atau makhluk ciptaan mana bisa berani mencemarkan atau
mengubah hari Sabat yang di dalamnya Allah Pencipta langit dan bumi secara
pribadi bersemayam? Itulah sebabnya Dia memerintahkan kita untuk benar-benar menguduskan
hari Sabat bahkan selama kesusahan dahsyat [seperti yang belum pernah terjadi
sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi] (Mat 24:21),
meskipun harus kehilangan nyawa kita untuk menguduskannya. Hanya anak-anak seperti
itulah yang akan Allah bangkitkan dan bawa ke surga secara pribadi. Juga,
kepada anak-anak yang menguduskan Sabat ini, Ia akan menaruh meterai-Nya pada
dahi mereka, mengatakan, “Inilah anak-Ku yang terkasih kepadanyalah Aku
berkenan” (Merujuk kepada Yeh 9:4-6; Why 7:2-3). Dengan demikian, hari Sabat
adalah ujian iman kita kepada Allah.
Ah! Tetapi
bagaimana sehingga begitu banyak dari saudara-saudara kita Kristen menguduskan
hari yang sama sekali berbeda, yakni hari Minggu (hari matahari), setelah kehilangan
Sabat yang paling berharga ini yang Tuhan kita telah tegakkan, Sabat kudus di
mana entitas Tuhan kita bersemayam, Sabat kudus yang akan selamanya kita kuduskan
bahkan di langit yang baru dan bumi yang baru (Yes 66:22-23)? Tidak pernah ada
waktu ketika Tuhan kita menegakkan hari Minggu ini pada awalnya, Ia sendiri
tidak pernah menguduskan hari ini, sekali pun tidak, dan Dia tidak pernah
memerintahkan siapa pun untuk menguduskan hari ini. Sebaliknya, hari pertama ini
adalah hari saat Tuhan kita bekerja dengan tekun untuk menciptakan langit dan
bumi, dan ketika Dia datang ke dunia ini, itu adalah hari pertama setelah hari
Sabat ketika Dia tekun bekerja dalam pertukangan.
Hari Minggu
ini adalah hari yang Bapa surgawi dan para malaikat tidak mengakui, tetapi bagaimana sehingga orang-orang mulai memelihara
hari ini? Lalu kapan hari pertama, hari Minggu ini, menjadi hari Tuhan dan
bagaimana hal itu bisa terjadi? Mari kita membaca perkataan nubuat dari Allah,
serta keterangan para saksi (para ahli) yang tulus dari segala zaman.
Nubuatan Alkitab
[Dengan
demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para
nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan
pelita yang bercahaya di tempat yang gelap...] (2 Pet 1:19). [Janganlah kamu
memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab
sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu
manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan (Allah) yang meninggikan diri
di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk
di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah] (2 Tes 2:3-4). [Ia akan
mengucapkan perkataan yang menentang (Allah) Yang Mahatinggi, dan akan
menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah
waktu dan hukum (Hukum Dekalog)] (Dan 7:25).
Keterangan Para Saksi yang Tulus
The British
Encyclopedia (Artikel
tentang hari Minggu)
“Hukum Hari
Minggu pertama-tama ditetapkan pada tahun 321 Tarikh Masehi oleh Kaisar Roma
Konstantin 1 yang menganut kepercayaan setengah kafir dan setengah Kristen.
“History of the Christian Church” jilid 3, edisi V, hal. 380, catatan 1
“Pada Hari
Matahari (hari Minggu) yang patut dimuliakan, biarkanlah para hakim dan
orang-orang yang bermukim di kota-kota beristirahat, dan biarkan semua bengkel ditutup.”
Christian at Work
“Maka segelintir orang telah
berupaya memulai pemeliharaan hari Minggu berdasarkan perintah para rasul,
tetapi kenyataan para rasul sama sekali tidak memberikan perintah pemeliharaan
hari Minggu” – Editorial, 19 April 1883. hal. 3.
Neander (sejarawan gereja) mengatakan:
“Pemeliharaan
hari Minggu, sama seperti semua perayaan lainnya, senantiasa merupakan ordinasi
manusia belaka. Dan inilah di luar maksud para rasul untuk mengukuhkan perintah
ilahi dalam hal ini, jauh dari maksud mereka... (History of the Christian Faith and Church, hal. 186).
William Prynn, sejarawan Puritan yang terkenal (1665):
“Sabat hari
ketujuh ... disucikan oleh Kristus, para rasul dan kaum Kristen mula-mula,
setelah kebangkitan sampai Majelis Laodikia sungguh-sungguh menghapus
sebagaimana rupa pemeliharaan hari Sabat.” “Majelis Laodikia, sekitar tahun 360
Tarikh Masehi ... pertama-tama menetapkan pemeliharaan Hari Tuhan (hari Minggu),
dan melarang … pemeliharaan hari Sabat Yahudi dengan ancaman laknat” (Lord’s
Day – Research Paper
on the Sabbath, 34, 44).
R.W. Dale, M.A.,
(Congregationalist of England)
menulis:
“Adalah
cukup jelas bahwa walaupun demikian tekun dan khidmatnya kita memelihara hari
Minggu, kita sebenarnya tidak memelihara hari Sabat. Hari Sabat dijadikan berdasarkan sebuah perintah khusus dan ilahi.
Kita tidak bisa berdalih tentang perintah seperti itu untuk mewajibkan
pemeliharaan hari Minggu. Tidak ada satu pun kalimat dalam Perjanjian Baru yang
menyiratkan bahwa kita akan mendapat hukuman bila melanggar hari Minggu yang
disangka suci” (The
Ten Commandments, 127-129).
Dr. E.T. Hiscox, Baptist, Penulis “The Baptist Manual”
“Ada sebuah
perintah dari dahulu hingga sekarang untuk menyucikan hari Sabat, tetapi hari
Sabat itu bukan hari Minggu. Walaupun demikian, akan dikatakan dengan lagak
kemenangan, bahwa Sabat dialihkan dari hari ketujuh ke hari pertama dalam pekan.
... Di manakah bukti-bukti (Alkitab) dari persetujuan tersebut didapatkan?
Tidak di dalam Perjanjian Baru – sama sekali tidak. ... Tentunya saya tahu dengan
baik bahwa hari Minggu memang mulai ditetapkan sebagai hari keagamaan dalam
sejarah kristenitas mula-mula, sebagaimana yang kita pelajari dari bapa leluhur
Kristen dan sumber-sumber lainnya. Akan tetapi sangat disayangkan bahwa pemeliharaan
hari Minggu (hari Dewa Matahari) muncul oleh pengaruh dan cap kekafiran, dan dikristenkan
dengan nama dewa matahari, kemudian diangkat dan disetujui oleh kepausan yang murtad, lalu diturunkan sebagai
warisan sakral kepada aliran Protestan” (dari
tulisan Dr. E.T. Hiscox pada tanggal 20 Agustus 1893, di Saratoga, NY, teks
asli hal. 513-514).
John Frith (1572)
“Kita
sebegitu rupa berada dalam takhayul pemeliharaan hari Minggu sama seperti (Orang
Yahudi) dalam pemeliharaan hari Sabtu. ... ya, dan kita jauh lebih gila karena
orang Yahudi berpatokan pada firman Allah dalam penyucian hari Sabtu, (karena)
... mereka diperintahkan untuk memelihara kekhidmatan hari ketujuh. Dan kita
tidak memiliki firman Allah yang mendukung kita, tetapi sebaliknya menentang
kita; sebab kita bukan memelihara hari ketujuh, sebagaimana yang dilakukan oleh
orang Yahudi, melainkan hari pertama, yang tidak diperintahkan oleh hukum Allah”
(Penulis 96, W. Tillen, John Frith, Dr. Barnes).
The Baptist Teacher
“Hukum sudah
ada sebelum zaman Musa. Hukum itu sudah ada sejak umat manusia dijadikan … Ada
bukti pemeliharaan hari Sabat sejak semula, dan TUHAN dari Sinai memerintahkan
supaya hukum yang sudah ada itu ‘diingat’. … Sebagaimana hukum itu sudah ada sejak
semula, demikian juga akan tetap ada hingga akhir … Bahkan hukum hari Sabat
masih mengikat baik sekarang maupun hingga selama-lamanya. Setiap hari ketujuh
harus dikuduskan secara istimewa” (Edisi Juli 1895, hal. 317).
Mgr. Segur (klerus berkedudukan tinggi di Gereja Katolik Roma)
mengatakan:
“Adalah
gereja Katolik, yang dengan otoritas Yesus Kristus, telah memindahkan hari
perhentian ini ke hari Minggu, sebagai peringatan kebangkitan Tuhan kita.
Dengan demikian, pemeliharaan hari Minggu oleh kaum Protestan merupakan
penghormatan mereka kepada otoritas Gereja Katolik tanpa menghiraukan diri
mereka” (Criticism
of Today’s Protestant Church, hal. 213).
Kardinal Gibbins (Gereja Katolik Roma) mengatakan:
“Anda boleh
membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu dan tidak akan menemukan satu baris
yang mengesahkan penyucian hari Minggu. Alkitab memerintahkan perayaan
keagamaan pada hari Sabtu, hari yang tidak pernah kita sucikan” (Faith of Our
Fathers 1917, hal. 89).
Eusebius, seorang uskup terkenal dan pendukung Konstantin,
mengatakan:
“Segala
sesuatu dan apa saja yang menjadi tugas yang patut dilakukan pada hari Sabat,
ini telah dipindahkan ke Hari Tuhan (hari Minggu)” (Volume 1 of Cox’s essay on the
Sabbath and notes on the Psalms, hal.
361).
Kardinal Gibbins (Katolik Roma) mengatakan:
“Anda boleh
membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu dan tidak akan menemukan satu baris
yang mengesahkan penyucian hari Minggu. Alkitab memerintahkan perayaan
keagamaan pada hari Sabtu (hari Sabat), hari yang tidak pernah kita sucikan.”
The
Catholic Record:
“Pemeliharaan
hari Minggu sebagai hari Sabat tidak berlandaskan Kitab Suci tetapi menurut
tradisi kita; oleh karena itu tidak diragukan lagi pemeliharaan hari Minggu dilembagakan
oleh Gereja Katolik.”
Paus Leo Xlll mengatakan:
“Kami
(Gereja Katolik) memiliki kedudukan dan prerogatif dari Allah Yang Mahakuasa di
bumi.”
Hera Riz dari [Church
Dictionary]
mengatakan:
“Paus memiliki
martabat begitu besar dan mulia sehingga ia bukan manusia biasa, melainkan
seolah-olah adalah Allah, dan vikaris Allah.”
Lucius Fenais, “Papa
II” Prompta Bibliotheca, Vol. Pg. 25-28, Citedin Notes from the Book of Daniel,
pg. 192-193, New Research on the Book of Daniel, pgs. 334-335
“Oleh karena
itu, Paus dimahkotai dengan mahkota bertingkat tiga sebagai raja di surga, di
bumi dan di bawah bumi.” “Demikian juga ia adalah raja ilahi di atas bumi, satu-satunya
kaisar agung dari kaum beriman yang setia kepada Kristus, dan raja di atas
segala raja dan di atas sejumlah penguasa.” “Lagi pula superioritas dan kuasa Paus
Roma tentunya berlaku tidak hanya pada hal-hal surgawi hingga hal-hal duniawi
dan di bawah dunia tetapi bahkan melebihi para malaikat, dan melebihi siapa
saja.” “Paus memiliki otoritas dan kuasa yang demikian besar sehingga ia dapat mengubah
(mengganti), menjelaskan dan menafsirkan Hukum Allah.”
Saya percaya
para pembaca akan secara jelas membuat kesimpulan sendiri setelah membaca
kesaksian-kesaksian dari para ahli yang tulus. Sesungguhnya betapa akurat firman
di dalam Alkitab yang dinubuatkan oleh Allah telah digenapi berkenaan dengan
anak durhaka, yang akan muncul dan mengubah Hukum Allah!
Paus berkata
tentang dirinya sendiri, “Paus memiliki martabat begitu besar dan mulia
sehingga ia bukan manusia biasa, melainkan seolah-olah adalah Allah, dan
vikaris Allah.” Setelah mencampur-adukkan beberapa kata, ia telah duduk di atas
takhta Allah. Setelah itu, Paus ini mengangkat dirinya, mengatakan ia adalah “raja
di surga, bumi, dan di bawah bumi, satu-satunya raja dari segala raja di surga
dan bumi.” Dia juga mengklaim bahwa dirinya adalah “raja ilahi di atas bumi ini,
satu-satunya kaisar agung dari orang percaya yang setia kepada Kristus.” Bahkan
Yesus yang datang dari surga tidak berkuasa atas kita sebagai seorang kaisar,
jadi siapa yang bisa berani memerintah atas kita sebagai kaisar kita? Lagi pula,
bagaimana Paus dapat mengampuni dosa kita atau menjadi satu-satunya kaisar agung
atas surga dan bumi? Dan ia bahkan dapat mengarahkan jalan di surga (dunia-dunia
semesta)? Bukankah anjing-anjing tetangga tertawa? Juga hal yang mencengangkan
adalah bahwa ia mengatakan memiliki otoritas untuk mengubah dan mengganti Hukum
bangsa-bangsa semesta (Sepuluh Hukum) yang Allah tegakkan, jadi siapa lagi kalau
bukan dia yang telah merebut takhta Allah? Itulah sebabnya Allah yang tahu
ribuan tahun yang lalu bahwa orang durhaka ini, anak terkutuk ini akan muncul,
bernubuat tentang dia sebelumnya, bahwa ketika saatnya tiba, anak durhaka itu akan
duduk di Bait Allah dan berkata, “Aku adalah Allah. Sembahlah aku dan akuilah
dosa-dosamu kepadaku.” Dia akan muncul untuk melanggar otoritas surgawi Allah.
[Janganlah
kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab
sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu
manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan (Allah) yang meninggikan diri
di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk
di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah] (2 Tes 2:3-4). Walaupun
demikian, [seluruh dunia heran, lalu mengikut ... dan mereka menyembah (dia) ] (Why 13:3-4).
Hari Sabat Kehidupan, Hari Sabat Kematian
< Sepuluh Hukum yang Allah ukir secara pribadi>
1. Jangan
ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2. Jangan
membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau
yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan
sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu,
adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya,
kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang
mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
3. Jangan
menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang
bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
4. Ingatlah
dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan
segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka
jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu
perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau
orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan
langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh;
itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
5. Hormatilah
ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu,
kepadamu.
6. Jangan
membunuh.
7. Jangan
berzinah.
8. Jangan
mencuri.
9. Jangan
mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
10. Jangan
mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya
laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun
yang dipunyai sesamamu.
1. Allah
adalah Tuhan semesta alam, sembahlah dia di atas segala sesuatu.
2. Jangan bersumpah
palsu dalam nama kudus
Tuhan semesta alam.
3. Kuduskanlah
Hari Tuhan.
4.
Hormatilah ayahmu dan ibumu.
5. Jangan
membunuh.
6. Jangan
berzinah.
7. Jangan
mencuri.
8. Jangan bersaksi
dusta.
9. Jangan
mengingini isteri orang lain.
10. Jangan
mengingini harta orang lain.
Gereja
Katolik Roma mengusir Allah yang bersemayam di dalam hukum kedua, “Jangan bersujud kepada patung
berhala.” Sebagai gantinya, mereka mendirikan patung Maria dan mulai
menyembahnya. Selanjutnya, mereka menyingkirkan Hukum keempat tentang hari Sabat
dan menegakkan hari Minggu sebagai gantinya. Mengapa mereka bersikeras
menyingkirkan hukum keempat, hari Sabat? Di dalam hukum keempat ini bersemayam
Allah Pencipta yang mengatakan, “Akulah Yehovah yang menciptakan langit dan
bumi, laut dan semua makhluk hidup.” Setan tahu bawa jika ia dapat
menyingkirkan hukum keempat, seluruh dunia akan menjadi miliknya, itulah sebabnya
ia berani menyingkirkan perintah keempat. Betapa berani dan keji tindakan pemberontakan
itu! Akan tetapi yang lebih tak terduga adalah bahwa semua anak-anak Allah di
seluruh dunia begitu membabi-buta dan sembrono bersepakat mengikuti dan menyembah
dia, yaitu musuh yang menentang Allah mereka. Bangsa-bangsa telah mendukung dia
dan malahan secara hukum mengesahkan hari Minggu sebagai hari libur. Sesungguhnya
betapa menyedihkan dan malangnya hal ini! Tak diragukan lagi adalah musuh yang
menentang Allah, tetapi semua anak-anak Allah di seluruh dunia memanggilnya
gembala mereka dan terus mengikuti dia ke lembah kematian, untuk lenyap
selamanya. Alangkah menakutkan kenyataan ini! Betapa besar penderitaan, ratapan
dan kesedihan Bapa surgawi kita, Yesus dan para malaikat melihat hal ini!
Firman Yesus yang adalah Tuhan atas hari Sabat
Yesus bersabda,
[Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu] (Mat
15:3)? [Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak
melakukan apa yang Aku katakan] (Luk 6:46)? [Percuma mereka beribadah
kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia] (Mat
15:9). [Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada
seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang
harus kamu taati, baik dalam dosa (Setan) yang memimpin kamu kepada kematian,
maupun dalam ketaatan (Yesus) yang memimpin kamu kepada kebenaran] (Rom 6:16)?
[Janganlah
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para
nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi
ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat,
sebelum semuanya terjadi] (Mat 5:17-18).
[Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari
terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan] (Mat 7:21-23)!
[Barangsiapa
memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan
barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi
dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya] (Yoh 14:21). [Jikalau kamu mengasihi
Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku] (Yoh 14:15). [Tidak tahukah kamu,
bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa
hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa,
sehingga kamu memperolehnya (1 Kor 9:24)! [Seorang olahragawan hanya dapat
memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut
peraturan-peraturan olahraga] (2 Tim 2:5). [Tetapi jikalau engkau ingin masuk
ke dalam hidup, turutilah segala perintah (Sepuluh Perintah) Allah] (Mat
19:17). [Carilah pengajaran (Sepuluh Hukum) dan kesaksian!” Siapa yang tidak
berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar] (Yes 8:20).
[Sebab
barangsiapa menuruti seluruh hukum (Sepuluh Hukum) itu, tetapi mengabaikan satu
bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. Sebab Ia yang mengatakan:
“Jangan berzinah”, Ia mengatakan juga: “Jangan membunuh”. Dia yang mengatakan
[jangan membunuh] juga mengatakan [Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat]. Dialah
Oknum yang sama yang juga mengatakan, [Jangan ada padamu allah lain di
hadapan-Ku]. [Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi (melanggar bahkan salah satu
dari perintah-perintah lainnya dan) membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum
juga] (2 Yak:10-11; Kel 20:8, 3, 5). [Berkatalah dan berlakulah seperti
orang-orang yang akan dihakimi oleh hukum (Sepuluh Hukum) yang memerdekakan
orang] (Yak 2:12). [Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah,
sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah] (1 Yoh 3:4).
[Yang
penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah (Sepuluh
Hukum) Allah dan iman kepada Yesus] (Why 14:12). [Maka marahlah naga (Setan) itu
kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang
menuruti hukum-hukum (Sepuluh Hukum) Allah dan memiliki kesaksian Yesus] (Why
12:17). [Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan
kepadamu mahkota kehidupan] (Why 2:10). [Karena engkau menuruti firman-Ku,
untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari
pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam
di bumi] (Why 3:10). [Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai
kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa] (Why 2:26).
[Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di
Taman Firdaus Allah] (Why 2:7).
[Aku, Yesus,
telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini
kepadamu bagi jemaat-jemaat (terakhir di dunia)] (Why 22:16). [Ya, Aku datang
segera] (Why 22:20)! [Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar
perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada
perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya
malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang
mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah
akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang
tertulis di dalam kitab ini] (Why 22:18-19).
Kepada Bapa Kandung
kita dan Yesus yang menuntun kita di jalan Kebenaran Allah – hari Sabat kudus ini
– yang adalah kehidupan alam semesta dan kehidupan kita juga di hari-hari
krisis akhir bumi ini, sehingga kita dapat dengan berani naik ke surga, saya haturkan
syukur, sembah, dan pujian kekal hingga selama-lamanya. Amin, haleluya!
DOALNARA
(MAJELIS UMUM NEGARA BATU DEKALOG)
doalnara.com / semua
pertanyaan dalam bahasa Inggris dialamatkan ke: doalnara101@gmail.com; dalam
bahasa Indonesia: doalnarask68@gmail.com